Senin, 25 Januari 2016

Oleh : Al Qanun

Hari demi hari berlalu, begitu pula dinamika yang ada, berlalu dan datang yang baru. para pemimpin muda datang menggantikan para pendahulu yang telah mengukir sejarah lebih dulu. Para pemimpin baru, muda, dan berani datang dengan kerangka baru untuk membagun kembali dan menggali lebih dari ekspektasi.

Baru, muda, dan berani, berubah menjadi api, membakar lahan kering yang tak lagi produktif menjadi abu pemupuk kehampaan hari. Menjelma menjadi api yang sulit d padamkan, membara dengan bahan bakar keyakinan bukan kumpulan keraguan.

Elit pemegang kuasa berusaha menekan dengan alat kekuasaan. Keterasingan bukan hambatan, Berani hanya datang dari para pejuang muda yang punya isi hati, mati bukan ancaman melainkan bagian dari perjalan menuju pembebasan.

Kedamaian itu tanda perbudakan disuatu negeri jauh dari kesejahteraan, ketentraman itu tanda pembodohan di negeri yang jauh dari akses pendidikan. ketenangan itu tanda pembungkaman di negeri yang banyak penindasan.

Para pemimpin muda itu berani kerana mereka punya orientasi, mereka tidak datang dari janji karna gaji, tapi suara hati. Pemuda  selalu membawa perubahan karena mereka tidak pernah terhenti pada penawaran.

Salam ku untuk para pejuang muda bertahanlah walau kemudiaan harus kehilangan pijakan, tetaplah berangkulan karena itu adalah kekuatan, pastikan untuk tidak diam dalam kenyamanan.

Salam Cinta

KAMMI MEDSOS

Posted on Senin, Januari 25, 2016 by Unknown

No comments

@irfanenjo
Komunitas KAMMI SUFI (Suka Film)


Alhamdulillah, baru selesai nonton premiere KMGP the Movie
Sebagai penikmat film terutama film Islami, kesan Saya : menginspirasi kembali !!!
Film genre religi tapi anak muda banget, gaul, lucu, menyentuh hati dan juga bicara tentang arti keluarga, bisa di tonton semua umur. KMGP the Movie cukup melebihi ekspektasi Saya tentang sosok Gita (Aquino Umar) dan Mas Gagah (Hamas Syahid).

Melebihi ekspektasi? Ya, Mungkin karena Saya generasi dakwah 90-an yang ketika membaca cerpennya di Majalah Annida Tahun 1993-an membayangkan Gita dan Mas Gagah adalah generasi tahun tersebut yang belum era gadget, belum era sosmed hehehe. KMGP the Movie di setting era sekarang, era anak muda sekarang, era gadget, secara emosi aktivis dakwah tahun 90-an masih terkoneksi tetapi bisa juga nyambung dengan era sekarang, salut deh buat yang buat scenario. Sosok Gita dan Hamas cukup apik diperankan oleh Aquino dan Hamas, terutama sosok Gita yang cukup mewakili anak muda masa kini. Sosok pemeran Mas Gagah juga diatas ekspektasi Saya; lebih ganteng dan ikhwan banget, penghafal Qur-an lagi.hehehe . Karakter Gita cukup kuat mewakili karakter anak muda zaman sekarang, cuek, gaul, spontan dan apa adanya.

Salut buat pemerannya dan terutama coach dan sutradaranya. Karakter Mas Gagah juga cukup kuat, mewakili aktivis dakwah zaman 90-an dan juga aktivis era sekarang. Hijrahnya Mas Gagah jadi ikhwan kayaknya bisa menjadi inspirasi anak muda masa kini gaul, cerdas, sayang keluarga, mandiri dan bertanggung jawab diiringi dengan penguatan nilai-nilai Islam dalam dirinya dan peduli dengan orang di sekitar.

Hijrah, perubahan, adalah nilai yang Saya tangkap dari film ini. Bahwa perubahan kearah yang lebih baik itu butuh motivasi kuat, butuh kesabaran, dan butuh keistiqomahan. Hijrah, perubahan kearah yang lebih baik juga ada tantangan dan ujian, butuh adaptasi dan proses, tidak instant. Dan ternyata perubahan itu dengan kesabaran dan keistiqomahan ternyata memberi dampak perubahan juga pada orang lain.

Dakwah yang dilakukan Mas Gagah dakwah yang bil hikmah, sederhana, tidak menggurui dan anak muda banget. Jawaban Mas Gagah ttg jenggot di film ini juga sangat sederhana tapi lucu dan mengena hehehe. Ada juga sosok Yudistira (Masaji) yang karakternya anti mainstream banget, baik bagi generasi sekarang ataupun aktivis dakwah masa kini.

Dakwah bukan di Masjid atau Majelis Taklim, tapi dari bus ke bus, apa ada ya aktivis dakwah sekarang kayak begitu? Hehehe. Tapi seperti saya bilang ini film menginspirasi kembali, siapa tahu nanti ada yang terinspirasi setelah nonton film ini kemudian melakukan apa yang dilakukan Yudistira hehehe.(ngarep.com)

Selain punya value, film ini juga apik secara teknis. Pengambilan angle gambar, setting lokasi, lompatan adegan ke adegan, scenario, acting pemeran utama dan pendukung bagi Saya penikmat film cukup enak dan layak di tonton (ngga tahu deh kalo menurut pengamat film)

Konflik antara Mas Gagah dan keluarganya Saya pikir sangat mewakili generasi dakwah tahun 90-an. Bagaimana nilai-nilai Islam yang dijalani para aktivis dakwah terasa asing di rumahnya sendiri. Apalagi ada adegan resepsi pernikahan yang tamu laki-laki dan perempuannya di pisah pake hijab, tahun 90-an banget itu hehehe

Secara dakwah, film ini mempertemukan emosi dakwah tahun 90-an dan emosi dakwah masa kini, mempertemukan emosi dua generasi. Bagi generasi dakwah 90-an ketika nonton film ini seperti memutar ingatan kembali tentang masa-masa dakwah pada saat itu. Bagi generasi dakwah masa kini ketika nonton film ini mudah-mudahan bisa menjadi inspirasi

Dan bagi anak-anak muda yang masih Andi Lau (antara dilema dan galau) dalam menemukan jati diri dan masa depan, menonton film ini mudah-mudahan sebuah jawaban dari dilema dan kegalauan itu hehehe. KMGP the Movie adalah Film Religi, tetapi di dalamnya ada dramanya, ada kocaknya, ada action-nya, ada ruhiyah-nya, ada anak mudanya dan ada dakwahnya, rugi kalo ngga nonton.hehehe  (satu juta penonton Insha Allah bisa)


 Note :


Untuk kader dan alumni Kammi jangan ngga nonton ya soalnya Sutradaranya Firman Syah adalah alumni KAMMI (komisariat Mabani, KAMMI Jakarta), Line Producernya Ika Kartika alumni KAMMI juga lho. Jangan lupa 21 Januari 2016 tayang serentak di bio[truncated by WhatsApp]

Posted on Senin, Januari 25, 2016 by Unknown

No comments

Oleh : Meisarah Marsa

                Apa kabar Indonesia?? Apa kabar dunia??
                Apakah semua sudah melihat dan membaca tulisan ini? Tentu tidak semua,, kenapa??
                Jangankan tulisan ini, berita negara apa yang kau baca hari ini?? atau mungkin belum pernah membaca berita negara? Berita politik atau ekonomi?? Atau jangan-jangan belum sama sekali. Lalu, apa yang bacaan sebenarnya yang menarik bagimu? Gosipkah? Telenovela? Komik? Hallo..... sadarlah kamu adalah katak dalam tempurung!! Ya dalam tempurung yang hanya mengenal dunianya saja dan tidak  berusaha mengenal dunia yang lebih luas yang berada di balik tempurungnya. Sungguh sangat disayangkan.
                Saudaraku! Hidupmu tidak cuma di tempat tinggalmu, di desamu, di kotamu, tapi hidupmu ada di sebuah negara, di sebuah benua. Hidupmu juga bukan hanya masalah fashion, imej, hiburan, tapi hidupmu juga butuh uang, butuh barang, butuh politik. Ayolah! Jangan terus menjadi konsumer yang selalu membeli barang trendi demi menjadi gaul. Jangan terus menjadi penonton yang Cuma pandai mengkritik. Jangan!
                Terkadang manusia lupa untuk menggunakan akal cerdasnya untuk berpikir lebih luas memandang dunia. Ia justru merasa berat bahkan walau hanya untuk belajar matematika. Hidup ini perlu diseriusi dan patut untuk diperjuangkan. Jujur, kalian sebagai bagian dari Indonesia, apa yang sudah kalian perbuat untuk negeri ini? Lalu, kenapa Indonesia sampai saat ini masih banyak yang miskin, masih banyak wilayah yang belum terjamah. Ok, mungkin butuh proses untuk mewujudkan sebuah mimpi yang bertujuan membangun Indonesia, tapi sampai kapan itu?. Tidak ada target.
                Padahal jika saja semua masyarakatnya berupaya untuk mengangkat tempurung dan melihat dunia luas, maka mereka pasti akan berjuang untuk kemajuan Indonesia. Tapi satu hal yang patut digarisbawahi adalah tidak akan pernah ada yang sadar untuk itu jika tidak ada yang mengingatkan, tidak ada motivasi, dan mental penakut yang masih menghantui. Sial.... sungguh sial sekali, kita pernah dijajah.  Bahkan bisa dikatakan, hari ini kita juga masih dijajah. Sadarlah!!
                Kalian ingin Indonesia maju?  Maka seriuslah membangunnya. Banyak hal yang sebenarnya bisa dilakukan oleh masyarakat Indonesia untuk membangun masa depannya. Ya, banyak cara... 1) pencerdasan, 2) pemfaatan, 3) pengembangan, 4) kerjasama, 5) pemasaran. Banyak kan?! Sebenarnya masih banyak dari itu.

1)      Masyarakat harus dicerdaskan, disadarkan agar tidak menjadi katak dalam tempurung. Berani mencoba sesuatu yang baru. Belajar dari pengalaman yang sudah-sudah. Dan berkaca pada dunia yang lebih luas, negara yang lebih maju. Ya tidak apa-apa hanya sekedar berkaca, tapi ambil positifnya untuk Indonesia dan aplikasikan ilmunya. Jangan hanya berakhir menjadi laporan kinerja semata.
2)      Memanfaatkan peluang, tapi harus cermat dan cerdas mengatur strategi. Jangan mau dibodohi dalam aturan investasi. Banyak alam ibu pertiwi yang bisa dijadikan wahana turism yang mendatangakan keuntungan materi. Dan jangan lupa promosi!  Media ya gunakan media sebanyak-banyaknya. Biar dunia luar tau kalau ada negara di dunia ini yang bernama Indonesia, bukan bali semata.
3)      Kembangkan potensi yang ada. Jika kamu jualan kopi, kembangkan seperti starbuck. Jika kamu punya rumah makan, kembangkan seperti restoran, jika kamu jualan sayur dan buah, modifikasi biar terlihat segar dan berkualitas... yakinlah harganya bisa berkualitas juga. Kembangkan jaringanmu layaknya seperti sebuah perusahaan CFC yang selalu berkiprah di negara mana saja. Kembangkan ok! Susah? No!! Gampang buat kamu calon CEO perusahaan kecilmu yang akan menjadi besar, insyaAllah.
4)      Kerjasama, jangan remehkan hal ini. Kamu bisa bekerjasama dengan jaringan yang lebih luas kok. Layaknya semut yang saling bekerjasama untuk  membangun rumah mereka, mencari makan mereka. Saya rekomendasiin deh kamu buat cari ilmu tentang kerjasama. Ingat! Harus menguntungkan juga lho ya.
5)      Pasarkan idemu, usahamu, produkmu, tulisanmu. Biarkan ia bermanfaat bagi orang lain dan bermanfaat untukmu. Dan jangan sekali-kali kau berbuat curang, balasan akan setimpal dengan usaha yang kau lakukan. Jadi jangan cemas ok! Bingung cara buat memasarkan?? Manfaatkan teknologi yang banyak dan jangan pernah bosan dan berputus asa. Pasang harga yang menarik orang lain untuk mebelinya. Murah?? Nggak harus murah. Mahal?? Juga nggak perlu mahal. Tapi cerdaslah menentukan harga. Cari ilmunya.

Sekarang tanyakan pada dirimu, apakah aku masih seperti katak dalam tempurung? Buktikan kalau kamu bukan katak dalam tempurung. Yuk update berita negara mulai hari ini, detik ini. Berikan kritik yang membangun untuk negaramu yang menjunjung tinggi demokrasi, tapi jangan lupakan juga nilai moral yang menjadi pelangi negeri ini. Selamat memulai hidup baru, wahai sahabat yang baru mengangkat tempurung!   


                 

                

Posted on Senin, Januari 25, 2016 by Unknown

No comments

Oleh: Al-Qonun

       Untuk Kawan Seperjuangan! belakangan ini tanpa kita sadari kita telah menindas sesama, tanpa kita sadari kita mengucilkan kelompok lain, tanpa kita sadari kita terus menghujat dalam keterpurukan pembangunan.

       Sudah saatnya kita buat perubahan. Semakin lama jalan semakin gelap bukan karena langit yang merudup, namun kita masih menutup mata akan keadaan. Semua sadar akan keadaan tapi kita tetap terkekang dengan keegoisan, bukan keinginan kita semua tentunya, namun hujuatan demi hujatan semakin berjatuahan karna kita mengikuti kehendak kekesalan.

       Masa kita adalah masa produktif, masa menuju kedewasaan, masikah kita enggan melangkah dari sempitnya makna persaingan. setiap dari kita semakin memanas dalam kontestasi kepantasan memegang kekuasaan.

       Kita adalah generasi perubahan, budaya organisasi dilahirkan oleh dialektika setiap individu dalam setiap generasi, merubah budaya organisasi yang semakin membabi buta menikam masa kejayaannya, menikam keberfungsiannya, menikam kebermanfaatan. Budaya keorganisasian kini memaksa kedewasaa lenyap perlahan bersama pertanggungjawaban dalam menyikapi dinamika. Alhasil pembodohan jadi rujukan utama.

       Sampai pada refleksi kesadaran atas hakikat individu dalam masyarakat yang menyajikan kekuasaan sebagai kebutuhan pengelolaan kepentingan bersama sampai terciptanya perwadahan dalam bentuk organisasi. Kekuasaan sebagai satu perwujudan kesatuan visi setiap kelompok masyarakat, kekuasaan perlu memberikan ruang atas otonomi setiap individu untuk menjalankan kebebasanya sejauh tidak mengangkangi kebebasan sosial yang ada.

       Sejarah panjang dari Feodalisme barat dengan penyebaran agamanya dipimpin oleh para pemuka agama dan kaum aristokrat menghasilakan penindasan akan setiap perkembangan sampai pada zaman kegelapan karena menimbun dogma yang tidak bertanggung jawab dengan asas kepercayaan. Jauh berbeda dari Feodalisme dari daratan timur yang dipimpin oleh kerajan-kerajaan Islam, para pendakwah dan kaum aristokrat saling mendukung dalam kemajuan Islam dan perkembangan kehidupan manusia menghasilkan peradaban dengan berbagai ilmu pengetahuan membentang sampai pada kegemilangan. Otomi diberikan secara khusus bagi aspek-aspek penting untuk kelangsungan dan kemajuan kehidupan yang terbuka, adil, dan bertanggung jawab.

       Bukankah saat ini bangsa barat dengan kemajuannya belajar dari sejarah panjang kegemilangan umat Islam dan mengapa saat ini kita tidak pernah belajar dari sejarah yang di ukir oleh pendahulu umat Islam itu sendiri. kekhawatiran mulai melanda kawan, identitas semakin menginjak asas-asas pemersatu, indetitas saat ini menjadi berhala yang dipuja. semakin hawatir kawan, setiap dari kita sudah mulai seperti kelompok kepentingan, mulai mengutamakan kekuasaan, merebut dan mempertahankan menjadi keutamaan sebagai bentuk eksistensi semu, kekuasaan saat ini jauh dari kontestasi kepantasan. kekuasaan bukan lagi bagaian dari perwujudan kepentingan bersama namun semua tertuju pada orientasi siapa yang akan jadi penguasa dan siapa yang akan menjadi budak abdi.

       Agen perubahan telah mentransformasikan tujuan perubahan pada struktur sosial, kasta tertinggi menjadi visi utama pergerakan. Kasta sosial merubah begitu cepat, secepat kehidupan sosial yang semakin tak terkontrol karena kritis sudah tak bekerja besama anilisis. hilang sudah dasar-dasar kekuatan moral sebagai pengabdi, sebagai hamba.

   Pemuda terlahir bersama sejarah, menjadi rangkaian makna tempat berkaca. setiap perih membendung tetesan, membelot dari kesedihan. keragu-raguan bukan bagian perenungan, memberontak dari ketakutan. kebodohan adalah penindasan, ketamakan hanya muncul dari kumpulan para pecundang.


Salam untuk semua.

KAMMI MEDSOS

Posted on Senin, Januari 25, 2016 by Unknown

No comments